Perinsip dan Falsafah Hidup Urang Minang

/ /




1. Be proactive = menjadi proaktif. 
" Duduak Marauik Ranjau Tagak Maninjau Jarak "
Bagaimana proactive-nya masyarakat Minang seperti anjuran ungkapan diatas. Proaktif tidak saja digambarkan untuk perencanaan, kerja sama saja, tetapi lebih menyeluruh pada pengaturan waktu. Tidak ada waktu yang terbuang percuma. Waktu duduk/istirahat digunakan untuk mencari solusi hal-hal yang pelik, waktu berdiri sebelum berjalan digunakan membuat perencanaan(planning) yang matang ke depan sebelum memulai pekerjaaan.

2. Begin with the end in mind = mulai dengan akhir dalam pikiran. 
" Walau kaie nan dibantuak ikan dilauik nan diadang "
Dalam melaksanakan suatu pekerjaaan masyarakat dituntut mengetahui lebih dulu apa tujuan pekerjaan tersebut dilakukan. Tidak saja harus mempunyai visi/pandangan yang jelas tentang tentang pekerjaan tersebut, tetapi juga dibayangkan proses pekerjaan yang dilakukan dan apa hasil yang akan diperoleh.

3. Put first things first = dahulukan yang harus didahulukan. 
" Mangaji dari alif, babilang dari aso "
Dalam hal prioritas melakukan sesuatu dalam masyarakat Minang telah ada aturannya mana yang harus didahulukan. Makna mangaji dari alif dan babilang dari aso mempunyai arti yang lebih lengkap. Apa saja aktifitas yang kita lakukan, apakah aktifitas yang menyangkut organisasi, pribadi, ada abc urutan prioritasnya. Tidak saja menganalisa pekerjaan/pelaksanaan pekerjaan duniawi, tetapi juga untuk urusan ukhrawi/akhirat.

Kalau mengurusi pekerjaan duniawi ada urutannya mulai dari aso dan bila mengurusi pekerjaan yang berhubungan dengan ukhrowi juga ada urutannya kita harus mulai dari a l i f. Disini jelas sekali pengaruh agama Islam mewarnai kehidupan masyarakat Minang, sesuai dengan pepatah adat: Adat basandi sayarak, syarak kitabullah.

4. Think win-win = berfikir menang-menang
" Lamak dek awak katuju dek urang "
Ungkapan lamak dek awak katuju dek urang, menurut hemat penulis jauh lebih komplit dari pengertian yang hanya menang-menang yang terfokus pada hasil saja. 

"Lamak dek awak katuju dek urang" tidak saja memberikan pengertian menang-menang saja tetapi lebih dari itu yaitu suatu kemenangan yang enak, proses pencapaian kemenangan tersebut sampai hasil yang dicapai enak bagi siapa saja. Lamak dan katuju disini memberikan pengertian yang mendalam, yaitu dapat memberikan kesejahteraan semua pihak lahir-bathin.

5. Seek first to understand, then be understood = berusaha mengerti lebih dulu ,baru dimengerti
" Iyoan nan dek urang, baru laluan nan dek awak "
Banyak orang Minang salah mengartikan ungkapan ini dengan memberi pengertian ungkapan ini sebagai suatu sikap keras kepala,licik dll. Karena ungkapan ini dipelesetkan menjadi: Iyoan nan dek urang, laluan nan dek awak, tanpa kata sambung: b a r u . "Iyoan nan dek urang baru laluan nan dek awak", mempunyai pengertian yang indah sekali. 

Bagaimanapun dalam suatu masalah sebelum kita melontarkan pemikiran/ide, kita mengiyakan/mengerti dulu jalan pikiran orang yang kita ajak bicara. Sebelum memberikan sesuatu ide kita perlu memposisikan diri kalau kita diposisi penerima, dan buatlah kondisi dimana kalau kitapun dapat meng IYA kan bila kita dihadapkan pada kondisi seperti itu.. Kemudian baru kita lalukan/lontarkan pemikiran kita pada orang tersebut.

Jadi bukanlah menjalankan program kita tanpa peduli orang lain setuju atau tidak setuju. Tetapi buatlah orang mengerti sampai mengiyakan dulu, dan coba berdiri dipihak orang penerima sebelum menyampaikan sesuatu.

6. S y n e r g i z e = wujudkan sinergi
" Ka mudiak sa antak galah, ka hilia sarangkuah dayuang. Sasuai lahie jo bathin, sasuai muluik jo hati "
Bagaimana taktis dan praktisnya orang Minang mengambarkan suatu kerja sama yang komplit. Kerja sama tidak saja digambarkan ke gotong-royongan nya saja tetapi lebih dari itu juga segi taktisnya. 

Mengambarkan suatu kerja sama yang mendahulukan mengerjakan pekerjaan yang berat dulu (ka mudiak), kemudian baru menyelesaikan yang ringan-ringan (ka hilia). Kerja sama ini juga perlu didukung oleh sikap moral yang baik "Sasuai lahie jo bathin, sasuai muluik jo hati".

7. Sharpen the Saw = asahlah gergaji
" Pasa jalan dek batampuah lanca kaji dek baulang "                              
Ini adalah falsafah urang Minang tentang perlunya mempertajam dan mempermahir keilmuan. Pada ungkapan ini tidak saja tergambar ilmu untuk jalan dunia saja, tetapi juga untuk bekal akhirat. 

Sesuai dengan falsafah adat "Adat basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah". Adalah suatu keharusan untuk mempertajam ilmu baik ilmu dunia maupun akhirat, bila tidak ingin ilmu tersebut hilang. Seperti jalan bila tak sering dilewati, akan tumbuh rumput, begitu juga ilmu bila tak digunakan, kita akan lupa dan tidak mahir bila mempergunakan ilmu tersebut.

Sifat/kebiasaan yang efektif itu meliputi semua sisi kehidupan orang Minang diantaranya :


1. Hiduik baraka, mati ba iman. 
mempunyai rencana
Dalam perencanaan/planning kehidupan , orang Minang dituntut untuk selalu mempunyai persiapan. Disamping perlu perencanaan untuk kebutuhan dunia dengan memakai akalnya, juga perlu mempersiapkan untuk kebutuhan kehidupan akhirat dengan mempunyai iman/keyakinan terhadap Allah S.W.T.

2. Tahu condong ka maimpok, tahu lantiang ka manganai. Tahu dibayang kato sampai, alun takilek lah ba kalam. Pandai maminteh sabalun anyuik

Waspada, arif bijaksana
Orang Minang diingatkan dimanapun berada diingatkan agar selalu waspada (alert) pada keadaan sekitar. Mempunyai kemampuan menangkis setiap bahaya yang mungkin datang dalam setiap aktifitas serta dapat mencari jalan keluar dengan pikiran yang jernih.
Orang Minang adalah orang yang arif bijaksana, yang dapat memahami pandangan orang lain. Dapat membaca yang tersurat dan tersirat serta tanggap terhadap masalah yang akan dihadapi.

3. Elo karajo jo usaho, elo etongan jo mupakat
kepemimpinan
Pemimpin dalam masyarakat Minang diharuskan memberi contoh dengan mengerjakan pula apa yang diperintahkan untuk orang lain ( do by example). Pemimpin juga harus menghargai pendapat yang telah dibuat dengan musyawarah.

Hal ini sesuai dengan AlQur’an kita juga dilarang (dibenci Allah) bila mengatakan/ memerintahkan sesuatu tetapi kita sendiri tidak mengerjakannya. Surat Ash Shaff, (ayat:2) “Hai orang orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat”. Ayat berikutnya (ayat:3) “Amat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan”.

4. " Kok cupak dituka urang manggaleh, jalan dianjak urang lalu. Jan cameh nyawo malayang, jan takuik darah taserak. Sakali kato rang lalu, anggap angin lalu sajo. Duo kali kato rang lalu, anggap garah samo gadang. Tigo kali kato rang lalu, jan takuik darah taserak "

keberanian
Begitulah keberanian dan prinsip hidup orang Minang yang di ilustrasikan oleh ungkapan diatas. Dalam pepatah diatas nampak keberanian orang Minang yang berdasar, dan mempunyai format yang jelas. 

Tidak asal berani dan membabi buta, orang Minang mau mempertahankan sesuatu bila punya dasar, tahu duduk masalahnya. Bila telah melanggar prinsip-prinsip yang ditetapkan dan melewati batas yang dapat ditolerir, orang Minang tidak ada merasa takut. 

Keberanian tersebut juga digambarkan dalam pepatah seperti berikut:
Asalkan lai dalam kabanaran, basilang tombak jo parang. Sabalun aja bapantang mati, baribu sabab mandatang. Namun mati hanyo sakali, aso hilang duo terbilang.


          Sumber : Sumber . Nyatanya!? 




Comments
...........