Panda merupakan simbol yang dikenal baik di seluruh dunia. Binatang ini sejak lama menjadi binatang paling misterius yang pernah ada. Banyak pertanyaan muncul saat orang membahas binatang satu ini, misalnya, mengapa binatang ini makan bambu? Mengapa mereka sulit berkembang biak? Dan bagaimana binatang ini dapat bertahan hidup selama ini?
Pertanyaan pertama nampaknya merupakan pertanyaan tersulit mengingat panda adalah karnivora.
Ilmuwan Jepang menemukan, panda memakan bambu untuk menarik bakteri pada faecesnya untuk menyelesaikan proses pencernaan.
Menariknya, pada 2009 para ahli genetis menemukan Panda tidak bisa merasakan daging oleh karenanya mereka memakan bambu. Namun, ilmuwan juga menyebutkan Panda masih membutuhkan daging untuk memenuhi nutrisi yang tidak mereka dapat dari bambu.
Ada anggapan Panda merupakan pasangan ‘canggung,’. Ilmuwan China mengungkap panda sebenarnya memiliki tingkat reproduksi yang sangat bagus. Sayangnya, kesuburan mereka hanya terjadi pada satu sampai dua hari dalam satu tahun, di mana hal ini disebabkan masalah sistem reproduksi mereka.
Mengejutkannya, kesuksesan Panda dalam berkembang biak karena mereka memiliki penciuman yang baik di mana berhasil membuat mereka bertahan hidup selama jutaan tahun.
Panda menyebarkan bau mereka di seluruh hutan yang berperan seperti majalah dinding bagi Panda lain yang melewatinya dan menuntun mereka bertemu.
Temuan ini benar-benar manakjubkan mengingat sejarah pendek sains Panda. Berkat pemahaman ilmuwan mengenai penciuman Panda, populasinya saat ini meningkat drastis.
Terdapat lebih dari 300 ekor Panda di suluruh dunia saat ini. Jumlah ini diyakini cukup untuk menjaga kesehatan genetis mereka.
Banyak yang beranggapan Panda merupakan spesies yang tidak bisa beradaptasi dan pantas musnah. Namun, berkat penelitian ini anggapan tersebut terpatahkan.
Memang benar perusakan habitat Panda yang dilakukan manusia sangat berpengaruh. Namun, dengan program konservasi ‘harta nasional’ China ini, prospek bertahan hidup Panda akan jauh lebih baik dari 50 tahun lalu.
Panda di sini yang dimaksud bukan Panda Lokal (Panlok) lhoo... :)
Pertanyaan pertama nampaknya merupakan pertanyaan tersulit mengingat panda adalah karnivora.
Ilmuwan Jepang menemukan, panda memakan bambu untuk menarik bakteri pada faecesnya untuk menyelesaikan proses pencernaan.
Menariknya, pada 2009 para ahli genetis menemukan Panda tidak bisa merasakan daging oleh karenanya mereka memakan bambu. Namun, ilmuwan juga menyebutkan Panda masih membutuhkan daging untuk memenuhi nutrisi yang tidak mereka dapat dari bambu.
Ada anggapan Panda merupakan pasangan ‘canggung,’. Ilmuwan China mengungkap panda sebenarnya memiliki tingkat reproduksi yang sangat bagus. Sayangnya, kesuburan mereka hanya terjadi pada satu sampai dua hari dalam satu tahun, di mana hal ini disebabkan masalah sistem reproduksi mereka.
Mengejutkannya, kesuksesan Panda dalam berkembang biak karena mereka memiliki penciuman yang baik di mana berhasil membuat mereka bertahan hidup selama jutaan tahun.
Panda menyebarkan bau mereka di seluruh hutan yang berperan seperti majalah dinding bagi Panda lain yang melewatinya dan menuntun mereka bertemu.
Temuan ini benar-benar manakjubkan mengingat sejarah pendek sains Panda. Berkat pemahaman ilmuwan mengenai penciuman Panda, populasinya saat ini meningkat drastis.
Terdapat lebih dari 300 ekor Panda di suluruh dunia saat ini. Jumlah ini diyakini cukup untuk menjaga kesehatan genetis mereka.
Banyak yang beranggapan Panda merupakan spesies yang tidak bisa beradaptasi dan pantas musnah. Namun, berkat penelitian ini anggapan tersebut terpatahkan.
Memang benar perusakan habitat Panda yang dilakukan manusia sangat berpengaruh. Namun, dengan program konservasi ‘harta nasional’ China ini, prospek bertahan hidup Panda akan jauh lebih baik dari 50 tahun lalu.
Panda di sini yang dimaksud bukan Panda Lokal (Panlok) lhoo... :)