Awas, Diet Tinggi Protein Bisa Berbahaya untuk Ginjal

/ /



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjakJ-ufwnXgJBzGAfPsc3ZsnIrrl2ynJ5_BzUc8ueNnGw-UvJsT8UGvxKtv40WKhoi45X5bWmJ0gawPyUIKX7K-UAwvUlvKIDDBdCVyrZ8YN_yqRpzSeiYr1bu4vLx3-IaZgwa0oIacyc/s1600/diet+%5Bgeghans%5D.jpg

Saat ingin menurunkan berat badan, banyak orang lebih memilih makanan yang tinggi protein karena dapat mengurangi rasa lapar. Namun hati-hati, bagi orang yang memiliki risiko sakit ginjal, hindari diet tinggi protein karena bisa meningkatkan risiko batu ginjal.

"Diet dengan makan protein dipilih karena dapat menahan rasa lapar. Pada pasien obesitas, harus diperiksa dulu fungsi ginjalnya sebelum melakukan diet protein. Kalau tidak, nanti pasien jadi kurus tapi akhirnya harus transplantasi ginjal," ujar Dr dr Saptawati Bardosono, MSc, dari Departemen Ilmu Gizi FKUI-RSCM, dalam acara Konferensi Pers 'Hari Ginjal Sedunia: Sayangi Ginjal Anda, Minumlah Air Putih yang Cukup!' di Hotel Akmani, Jakarta, Selasa (6/3/2012).

Orang yang menderita sakit ginjal harus mengurangi makanan yang tinggi protein karena protein akan menghasilkan ureum (hasil metabolisme potein), yang dapat memperberat kerja ginjal.

"Selain itu, semakin tinggi protein maka jumlah kalsium dan asam urat (uric acid) dalam urine akan meningkat. Sedangkan kita tahu bahwa kalsium dan asam urat adalah faktor pemicu pengkristalan urine yang menyebabkan batu ginjal," jelas dr Dharmeizar, SpPD-KGH, Ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri).

Sebenarnya, lanjut dr Dharmeizar, saat mengonsumsi protein tubuh juga akan menghasilkan sitrat yang dapat mencegah batu ginjal. Sayangnya, jumlah sitrat yang dihasilkan kalah banyak dari kalsium dan asam urat sehingga potensi merusak ginjal tetap ada.

"Solusinya, kalau Anda banyak makan protein maka perbanyak juga minum air putih. Atau untuk menetralkan bisa dengan minum soda," tutup dr Dharmeizar.
Batu ginjal dalam istilah kedokteran dikenal sebagai Nephrolithiasis atau renal calculi. Penyakit ini terjadi akibat adanya massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menimbulkan penyumbatan atau juga infeksi. Batu tersebut bisa terbentuk di ginjal maupun di kandung kemih.

Penyebab dari pembentukan batu itu bervariasi, ada yang disebabkan oleh asupan kalsium dan asam urat yang tinggi. Penyebab lainnya adalah kandungan sitrat yang relatif kecil di dalam urine. Dan kurangnya minum air putih.

Gejala dari penyakit ini sulit terdeteksi. Namun biasanya si penderita akan mengalami rasa nyeri di perut bawah. Gejala lain antara lain warna urine pekat, nyeri punggung, mual, muntah, perut menggelembung, demam, menggingil, dan ada darah di dalam air kemih.
Sumber




Comments
...........